31 Agustus 2008

Daging dan Telur Ayam Sumber Protein Murah

Nugraha Setiawan
Poultry Indonesia, edisi Juli 2006

Dibandingkan dengan bahan makanan sumber karbohidrat, biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan makanan sumber protein relatif lebih mahal. Akan tetapi bahan makanan sumber protein harus tersedia dalam menu makanan sehari-hari, agar tubuh kita memperoleh asupan gizi yang seimbang. Kecukupan konsumsi protein akan menjadi masalah, manakala banyak keluarga dengan tingkat perekonomian yang terbatas tidak mampu menyediakan protein yang optimal dalam menu makanan sehari-hari bagi keluarganya.
Kecukupan konsumsi protein, tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan. Banyak literatur menyatakan konsumsi protein sangat berkaitan dengan tingkat intelegensia. Artinya, untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu hal yang harus menjadi perhatian yaitu memenuhi kebutuhan akan protein.

Protein Berkualitas
Dilihat dari sumbernya, ada dua macam protein yang biasa dikonsumsi manusia. Pertama, protein nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kedua, protein hewani yang berasal dari hewan ternak dan hasil perikanan. Dari sudut pandang gizi dan ekonomi, kedua macam protein tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Protein nabati harganya relatif murah, namun asam amino esensial yang dikandungnya kurang lengkap. Sementara protein hewani walaupun relatif mahal, kandungan asam amino esensialnya lebih lengkap. Dengan demikian, jika dilihat dari kualitasnya, protein hewani bisa disebut lebih bermutu dibandingkan dengan protein nabati, tetapi harganya mahal. Sedangkan protein nabati harganya murah, tetapi kualitasnya tidak sebaik protein hewani.
Asam amino esensial adalah substansi protein yang diperlukan oleh tubuh manusia, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri, sehingga harus dikonsumsi dari luar dalam bentuk makanan. Mengingat hal tersebut, maka penyediaan protein nabati dan hewani perlu dikombinasikan, agar tubuh memperoleh asupan protein berkualitas tetapi biaya yang dikeluarkan untuk membeli makanan tidak terlampau besar.

Berkualitas tapi Murah
Perkiraan kasar kebutuhan manusia akan protein sekitar satu gram per kg berat badan per hari. Seseorang yang memiliki berat badan 60 kg, perlu mengkonsumsi protein 60 gram per hari. Sediaoetama (2000) dalam bukunya “Ilmu Gizi” mengemukakan, dari total kebutuhan protein, sekitar 20-40% atau kalau dirata-ratakan sekitar 30% disarankan untuk disuplay dari sumber protein hewani, antara lain daging, telur, dan susu, agar asam amino esensialnya menjadi lengkap.
Sebuah keluarga yang terdiri atas ayah (70 kg), ibu (50 kg), anak ke-1 (50 kg), dan anak ke-2 (30 kg), berat badan total keluarga tersebut adalah 210 kg. Berarti kebutuhan protein keluarga tersebut adalah 210 gram per hari, yang terdiri atas 140 gram protein nabati + 70 gram protein hewani. Jika kebutuhan protein hewani hanya akan dicukupi oleh daging sapi yang memiliki kandungan protein sekitar 19,8%, artinya agar keluarga tersebut tercukupi kebutuhan protein hewaninya diperlukan daging sapi seberat 3,5 ons. Kalau harga daging sapi Rp 45.000,-/kg, maka uang yang harus dikeluarkan untuk memenuhi asupan sumber protein hewani setara dengan Rp. 15.750,-/hari.
Untuk mengetahui sumber protein hewani yang murah, diperlukan informasi mengenai kandungan protein dari tiap jenis bahan pangan hewani, serta harganya setiap satuan berat atau volume. Daging sapi meskipun memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, namun harganya jauh di atas daging ayam dan telur, sehingga harga persatuan berat protein jatuhnya tetap menjadi mahal. Susu murni, yang memiliki harga persatuan volume/berat paling murah jika dibandingkan dengan daging dan telur, karena kandungan proteinnya sedikit, maka harga protein persatuan beratnya juga relatif mahal dibandingkan daging ayam dan telur.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh penulis, ternyata harga per satuan berat protein yang berasal dari daging dan telur ayam, adalah yang paling murah jika dibandingkan dengan protein hewani yang berasal dari bahan makanan asal ternak lainnya. Harga protein daging ayam hanya Rp 71,-/gram, bahkan protein telur ayam jatuhnya hanya Rp 63,-/gram. Sementara harga protein susu sapi murni adalah Rp 156,-/ gram, dan harga protein daging sapi adalah yang termahal Rp 220,-/gram.
Dalam keadaan perekonomian keluarga yang terbatas, sementara agar sehat perlu tetap mengkonsumsi protein hewani, daging dan telur ayam menjadi prioritas pilihan yang paling layak sebagai sumber protein hewani bagi keluarga. Hanya saja perlu dipertimbangkan variasi masakan yang dibuat dari daging dan telur ayam, agar tetap memenuhi selera untuk dikonsumsi dalam menu sehari-hari tanpa rasa bosan.

Keberdayaan Masyarakat Peternak dalam Perspektif Sosiologi Berparadigma Fakta Sosial

Nugraha Setiawan
Jurnal Sosiohumaniora, Vol.10, No.1, pp.58-67

Abstract.
The study is aimed at understanding of peasant community power phenomena in rural of Indonesia. The anlyzing used sosiological approach with “social facts” paradigm, what argued that its were external to, and coercive over, individuals, and then analyzed by the force relations phenomena of power theory of Foucault. The result of the study showed, peasant still has been powerless, because the dominating of urban community and institution of rural outsider. The conditions made peasant powerless more and more..
Keywords: power, peasant, rural, social fact.

Abstrak.
Tulisan ini bertujuan untuk memahami fenomena keberdayaan masyarakat peternak di wilayah pedesaan Indonesia melalui pendekatan sosiologis. Analisis dilakukan dengan memakai paradigma “fakta sosial” yang memandang masyarakat sebagai kenyataan atau fakta yang berdiri sendiri terpisah dari individu, namun mempengaruhi individu tersebut, kemudian dikaji lebih jauh melalui pemahaman mengenai force relations dengan memakai teori kekuasaan Foucault. Hasil studi menunjukkan, telah sejak lama bahkan hingga saat ini, masyarakat peternak di pedesaan masih menjadi objek dan sasaran kekuasaan dari masyarakat kota maupun pranata-pranata dari luar wilayah pedesaan. Keadaan tersebut menyebabkan mereka makin terkungkung dalam kondisi tidak berdaya dalam kehidupan sosial-ekonominya.
Kata Kunci: keberdayaan, peternak, pedesaan, fakta sosial.