11 Mei 2008

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia (Analisis Hasil Susenas 1999-2004)

Nugraha Setiawan
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Mencermati perkembangan konsumsi protein penduduk Indonesia hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional antara tahun 1999-2004 memberikan gambaran, bahwa dalam kurun waktu lima tahun telah terjadi peningkatan konsumsi protein.
Secara kuantitas jumlah protein yang dikonsumsi telah melebihi kebutuhan yang dianjurkan. Jika dilihat dari sumbernya, sebagian besar konsumsi protein masih disuplay oleh protein nabati. Sementara konsumsi protein hewani masih kurang memadai, dan protein hewani yang dikonsumsi masih dibawah proporsi yang dianjurkan.
Sumber protein hewani yang dikonsumsi sebagian besar berasal dari produk perikanan, tetapi ada kecenderungan konsumsi protein dari ikan semakin berkurang sementara konsumsi protein yang berasal dari produk peternakan semakin meningkat.
Tren konsumsi protein hewani yang berasal dari produk ternak telah mengalami perubahan. Pada awalnya, yang lebih banyak dikonsumsi, protein yang berasal dari telur dan susu, tetapi kemudian berubah menjadi lebih banyak berasal dari daging terutama oleh daging ayam broiler yang harganya relatif murah dan tidak terlalu jauh berbeda dari harga telur.
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan, konsumsi protein hewani masih perlu ditingkatkan, sebab angkanya masih di bawah dari proporsi yang dianjurkan. Proporsi protein hewani yang sebaiknya dikonsumsi, berada pada kisaran 30 persen dari total konsumsi protein.
Dilihat dari struktur konsumsi protein hewani, dan melihat tren konsumsi yang terjadi, terlihat ada peluang untuk lebih meningkatkan penyediaan protein hewani asal ternak, terutama daging ayam broiler yang harganya relatif murah. Hal ini merupakan potensi sektor peternakan untuk dapat lebih meningkatkan produksinya.

Tidak ada komentar: